Definisi persepsi
Kotler
(2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi,
mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan
gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara (dalam Arindita, 2002)
berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna
terhadap lingkungan. Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran obyek,
penerimaan stimulus (Input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap
stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan
pembentukan sikap. Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan
persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana
individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar
memberi makna kepada lingkungan mereka.
Persepsi
berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal
di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan
selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini, akan diberikan
contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali menjumpai buah yang
sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang yang memberitahu kita
bahwa buah itu namanya mangga.Individu
kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah
itu secara saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori)
individu. Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu
akan menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali
bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera, 2005).
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur
dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman
yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran
yang berarti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar