Translate

Senin, 09 April 2012

EQ (Emotional Quotient)


EMOSI adalah letupan perasaan seseorang.
PENGERTIAN EQ (Emotional Quotient) / kecerdasan emosi :
1. Kemampuan untuk mengenali perasaan sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dengan baik, dan berhubungan dengan orang lain (DANIEL GOLDMAN).
2. Kemampuan mengerti dan mengendalikan emosi (PETER SALOVELY & JOHN MAYER).
3. Kemampuan mengindra, memahami dan dengan efektif menerapkan kekuatan, keta- jaman, emosi sebagai sumber energi, informasi, dan pengaruh (COOPER & SAWAF).
4. Bertanggung jawab atas harga diri, kesadaran diri, kepekaan sosial, dan adaptasi sosial (SEAGEL).

A. Sejauh mana EQ Mempengaruhi prestasi dalam dunia kerja 

Seseorang dinyatakan berprestasi dalam bekerja itu karena dia berhasil dalam melakukan pekerjaanya dengan hasil sempurna dan prestasi itu sendiri adalah suatu pencapaian atas hasil kerja kerasnya selama dia bekerja

jika seseorang ingin berprestasi dalam bekerja dia harus tau seberapa jauh dia mengenali pekerjaannya tersebut, namun tidak menutup kemungkinan bahwa jika seseorang ingin berprestasi dalam bekerja dia harus bisa mengendalikan emosinya, dalam hal ini kecerdasan emosi. kecerdasan emosi  juga dapat mempengaruhi seseorang dalam berprestasi, maksudnya  karena seseorang yang dapat mengendalikan emosinya dia memiliki Kemampuan untuk mengenali perasaannya sendiri, perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, dan mengelola emosinya dengan baik.

EQ juga dapat berperan dalam berprestasi, kenapa? Karena orang yang menggunakan keceradasan emosinya dalam bekerja biasanya lebih berprestasi dibandingankan dengan orang yang lebih mengandalakan letupan perasaan yang berlebihan. Itu di karenakan orang yang dapat mengendalikan emosi pasti berfikir panjang dan kritis terhadap apa yang  di lakukannya agar pekerjaan yang dia lakukan pun mendapatkan hasil yang baik. Dan orang yang memiliki kecerdasan emosi dia pasti akan selalu memotivasi dirinya agar selalu bersemangat dalam bekerja baik dalam masa-masa sulit hingga masa keemasan                                               

Minggu, 25 Maret 2012

Human Information Processing


Human Information Processing 

Definisi:

Proses Informasi pada Manusia merupakan teori bagaimana manusia menerima, menyimpan, 
 mengintegrasikan, mengambil dan menggunakan informasi1.

Sejarah:
Sejak penemuan pertama komputer, psikolog telah menggambarkan secara pararel hubungan antara komputer dan pikiran manusia, berbasis pemodelan memori (ingatan). Pemodelan yang mendominasi pada era 1970an dan 1980an adalah 3 komponen sistem pemrosesan informasi oleh Atkinson dan Shiffrin (1968, 1971)2, yang diinspirasikan oleh arsitektur perangkat keras komputer:

* Sensory Memory (STSS): Dianalogikan sebagai input device seperti keyboard atau peralatan seperti sistem pengenal suara.

* Short Term Memory (STM) atau memori sementara: Dianalogikan sebagai CPU atau RAM (Random Access Memory) . Manusia menurut Peterson and Peterson (1959) mempunyai memori sementara ini selama 15 sampai 30 detik, sedangkan Miller (1956) menemukan bahwa manusia mempunyai batas 7 ± 2 ‘bongkah’ informasi3.

* Long Term Memory (LTM) : Dianalogikan sebagai harddisk .Model ini menggambarkan informasi (input) sebagai sebuah arus dari ingatan (memory stream)

Minggu, 18 Maret 2012

DEFINISI PERSEPSI

Definisi persepsi

Kotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Mangkunegara (dalam Arindita, 2002) berpendapat bahwa persepsi adalah suatu proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Dalam hal ini persepsi mecakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (Input), pengorganisasian stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Adapun Robbins (2003) mendeskripsikan persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses di mana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan mereka.

Persepsi berarti analisis mengenai cara mengintegrasikan penerapan kita terhadap hal-hal di sekeliling individu dengan kesan-kesan atau konsep yang sudah ada, dan selanjutnya mengenali benda tersebut. Untuk memahami hal ini, akan diberikan contoh sebagai berikut: individu baru pertama kali menjumpai buah yang sebelumnya tidak kita kenali, dan kemudian ada orang yang memberitahu kita bahwa buah itu namanya mangga.Individu kemudian mengamati serta menelaah bentuk, rasa, dan lain sebagainya, dari buah itu secara saksama. Lalu timbul konsep mengenai mangga dalam benak (memori) individu. Pada kesempatan lainnya, saat menjumpai buah yang sama, maka individu akan menggunakan kesan-kesan dan konsep yang telah kita miliki untuk mengenali bahwa yang kita lihat itu adalah mangga (Taniputera, 2005).
Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.